Rabu, 24 Juli 2013

Apa itu HIV AIDS ?


Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).

Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.

Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara. Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia. Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak. Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya manusia di sana. Perawatan antiretrovirus sesungguhnya dapat mengurangi tingkat kematian dan parahnya infeksi HIV, namun akses terhadap pengobatan tersebut tidak tersedia di semua negara.

Hukuman sosial bagi penderita HIV/AIDS, umumnya lebih berat bila dibandingkan dengan penderita penyakit mematikan lainnya. Kadang-kadang hukuman sosial tersebut juga turut tertimpakan kepada petugas kesehatan atau sukarelawan, yang terlibat dalam merawat orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA)

Yakiki Bantu WPS Tinggalkan Profesi

 Sebuah terobosan cerdas dilakukan Yayasan Kita-Kita. Sebuah yayasan yang bergerak dalam penanggulangan HIV AIDS di Kabupaten Karawang. Yayasan ini memang patut diacungi jempol. Pasalnya, yayasan ini membantu kaum hawa yang berprofesi sebagai kupu-kupu malam alias wanita penjaja seks (WPS) untuk meninggalkan profesinya itu. Caranya cukup efektif, Yakiki membentuk Koperasi yang sebagian pengurusnya merupakan mantan WPS.

Dijelaskan Ketua Yayasan Kita-Kita, H. Iwan Soemantri Amintapradjas, dasar pemikiran pembentukan koperasi, dan sebagian besar pengurusnya mantan PSK itu, karena Pemkab Karawang belum mampu membuat program nyata yang membantu WPS memiliki kesempatan meninggalkan profesinya. Sementara, jumlah WPS di Kabupaten Karawang sangat tinggi. Iwan menyebut, jumlah WPS yang terdata olehnya mencapai lebih dari 3.000 orang. Banyak diantaranya yang berkeinginan untuk berhenti dari propfesi WPS. Akan tetapi, kata Iwan, mereka menemui jalan buntu karena terkendala dengan profesi atau pekerjaan apa yang akan digeluti jika berhenti menjadi WPS.
“Alasan yang paling klise mereka menjadi WPS itu karena terdesak oleh kebutuhan ekonomi dan ditambah tidak memiliki skill atau SDM yang mumpuni. Diperparah lagi dengan lapangan pekerjaan yang sempit, sehingga mereka menjadi WPS dan sulit untuk berhenti dari profesinya itu. Begitulah kondisinya,” kata Iwan kepada Radar Karawang, Kamis, 11 Oktober 2012.
Koperasi Serba Usaha yang diberi nama Mitra Kita Mandiri itu, rencananya akan mulai diresmikan, hari ini (Jumat, 12 Oktober 2012), bertempat di RM Saung Abah yang terletak dibilangan Kelurahan Karangpawitan, Karawang. Iwan menyebut, peresmian itu mengundang Kepala Dinas Sosial Karawang, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Karawang, juga Muspida dan Muspika. Acara tersebut di buka mulai pukul 08.00 WIB. Iwan menjelaskan, pada intinya, acara peresmian tersebut menitik beratkan pada seruan kepada WPS yang ada di Karawang untuk meninggalkan profesinya menjadi WPS sehingga mampu menekan angka penularan HIV AIDS di Kabupaten Karawang.
“Tidak semua pengurus koperasi itu mantan WPS,  tapi memang sebagian besarnya saja. Kami mencatat ada 28 mantan WPS yang terlibat menjadi anggota dan pengurus koperasi ini. Selain mereka, ada juga tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda hingga pengusaha yang ikut bergabung dalam koperasi ini,” tutur Iwan.
Ditegaskan Iwan, mantan WPS itu duduk sejajar dengan pengurus lainnya dan tidak melihat latar belakang. “Justru kami bangga dengan mantan WPS yang telah mengambil pilihan meninggalkan profesinya itu. Kami 100 persen mendukung dan tidak akan mendeskripsikan mereka dengan latar belakangnya. Intinya kami sepakat untuk menjadi mandiri melalui gerakan perkoperasian,” katanya.
Dijelaskan kembali, kopersi tersebut bergerak di bidang serba usahaa,a termasuk jasa dan perdagangan. Iwan berharap, koperasi tersebut memiliki cabang atau outlet di setiap kecamatan yang ada di Karawang. Outlet tersebut awalnya akan melayani pembayaran rekening listrik, PDAM, setoran kreditan motor dan barang lainnya, hingga penjualan produk usaha menengah kecil (UMK),” pungkas Iwan.

Sumber : 
http://www.radar-karawang.com/2012/10/yakiki-bantu-wps-tinggalkan-profesi.html

 
Design by NewWpThemes | Blogger Theme by Lasantha - Free Blogger Themes | NewBloggerThemes.com